powered by social2s

Sebelum membahas ajaran ‘Hyper Grace’, mari lebih dahulu kita mempelajari dasar firman Tuhan sebagai dasar dari pembahasan kita.

Mat. 5:17--Tuhan Yesus tidak datang untuk meniadakan Torat. Maksudnya, secara ritual (=korban binatang), Torat tidak berlaku lagi bagi umat

Kristus. Sang Anak Domba Allah menghapus dosa umatNya (Yoh. 1:29). Namun, Torat secara etika, masih berlaku terus (bnd. Mat. 11:28-29).

1 Pet. 4:17, “Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang

harus pertama-tama dihakimi” (bnd. 2 Kor. 5:10).

Disiplin Tuhan tetap berlaku bagi umat Kristus (Ibr. 12:5-7, kata disiplin dari kata disciple/murid).

2 Tim. 4:3-4, “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.  Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”

Hedonisme (=mengutamakan kenikmatan) sedang  menguasai kehidupan banyak orang Kristen; juga pragmatisme (=mengutamakan hal-hal yg menguntungkan); subyektifisme & relativisme (=tak ada kebenaran yg mutlak, tergantung pengalaman pribadi) sedang mempengaruhi kehidupan banyak umatNya.

1 Yoh. 1:9– “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Umat Tuhan perlu mengakui dosa dan saling mengaku dosa.

Yak. 5:16a, “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.”

Hati-hati dengan serigala yg berbulu domba, dan menyusup di kalangan umat Tuhan. Mat. 7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yg buas.”

Mat. 7:22-23, Pada hari Kiamat banyak orang akan berkata kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan, bukankah dengan nama-Mu kami sudah menyampaikan pesan Allah? Dan bukankah dengan nama Tuhan juga kami sudah mengusir roh-roh jahat serta mengadakan banyak keajaiban?‘  Tetapi Aku akan menjawab, 'Aku tidak pernah mengenal kalian! Pergi dari sini, kalian yang melakukan kejahatan!' "

Sikap pasif bisa berarti dosa. Yak. 4:17—”Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”

Sikap ‘tutup mulut’ juga bisa berarti dosa. Yehez. 3:18 “Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! -- dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.”

Tuhan Yesus tidak mentolerir adanya doktrin dan sikap yg salah (bnd. Matius 23). Paulus dengan berani menegor sikap Petrus yg munafik (Gal. 2:11-14). Pesan rasul Paulus (1 Tim. 4:16a), “Awasilah dirimu (kehidupanmu) sendiri dan awasilah ajaranmu (=doktrinmu).

 

Apa Itu Hyper Grace?

 

Kata ‘hyper’=hiper (melampaui). Grace: anugerah. Ajaran kekristenan tentang keselamatan berdasarkan: anugerah Tuhan semata.  Hyper grace: penekanan anugerah yg berlebihan. Kata ‘hamartia’ (dosa): miss the target (=tdk kena target).

Istilah ‘hyper-grace’ digunakan untuk menggambarkan suatu gelombang pengajaran baru yg menekankan pada anugerah Allah, dan mengeluarkan ajaran-2 penting lainnya, yakni: pertobatan dan pengakuan dosa. Para guru hyper-grace berpendapat: semua dosa (yg lalu, sekarang dan yad) telah diampuni, sehingga orang yg percaya tidak perlu mengakui dosanya lagi. Mereka berkata: ketika Allah memandang kepada kita, Ia hanya melihat kita sebagai umat yg kudus dan benar.

Ajaran hyper grace dikembangkan dan dipopulerkan oleh Joseph Prince, Gembala Senior di New Creation Church, Singapura.

Nama lama dari Joseph Prince adalah Xenonamendar Jegahusiee Singh. Ia dilahirkan pada tg 15 Mei 1963 dalam kepercayaan Sikhisme. Ia tumbuh sebagai anak dari imam Sikh yang menikah dengan seorang perempuan Chinese.

Menurut kepercayaan Sikhisme: semua agama adalah benar dan tidak ada agama yg salah. Semua jalan membawa manusia kepada Allah. Di dalam agama Sikh, biasanya seseorang mendapat nama belakang yg baru pada saat ‘dibaptis ke dalam Khalsa’. Baptisan tsb dilakukan sebagai bagian dari evolusi rohani individual.

Pada saat Khalsa, seorang calon anggota menyatakan kesiapannya untuk memberi hidup mereka guna menggenapi pengharapan yg tinggi dari Guru Gobind Singh. Lalu para pria memberi tambahan nama akhir bagi nama mereka, yakni ‘Singh’ dan ‘Kaur’ bagi perempuan.

Sebagai seorang muda, Xenonamendar Jegahusiee Singh pernah terlibat dlm ilmu gaib yg disebutnya sebagai ‘pengalaman supernatural’, yang membawanya kepada penyelidikan akan kekristenan. Setelah lebih dari 6 th menjadi Kristen, Singh tetap memakai nama Sikh-nya, sampai dengan sebelum ia dilantik menjadi Senior Pastor dari Singapore’s New Creation Church th 1990. Ia menamakan diri: Joseph Prince.

Tanggapan:

Pertanyaan: mengapa harus sampai lebih dari 6 th?

 

Yg menjadi kuriositas lainnya: para pengikut Sikh mencela dengan keras puasa sebagai praktek spiritual. Dalam buku “Destined to Reign” (=ditakdirkan untuk berkuasa), Joseph Prince secara keras juga mencela doktrin Perjanjian Baru tentang puasa (pp. 275-76).

Prince telah berkotbah di berbagai gereja di Australia, Kanada, Inggris Raya, Itali, Indonsia, Belanda, Norwegia, Afrika Selatan dan USA. Prince memikat masyarakat dengan kalimat di cover bukunya ‘Destined to Reign’: The secret to effortless success, wholeness and victorious living (rahasia untuk sukses dengan tanpa usaha, keutuhan dan hidup berkemenangan).

Buku “Destined to Reign” adalah salah satu bukunya yang terkenal dan membahas doktrin hyper-grace. Pada saat buku ini ditulis tahun 2007 jumlah jemaatnya mencapai sekitar 19.000-an jiwa. Program TV-nya yg berjudul ‘Destined to Reign’ disiarkan ke lebih dari 150 negara. Programnya disiarkan online dengan internet. Ia mencetak buku-buku, CD dan DVD. Berita tentang dirinya menonjol di majalah Charisma yg terkenal. Istrinya bernama Wendy Prince. Mereka punya anak perempuan: Jessica Shayna Prince dan seorang anak laki: Justin David Prince.

 

Menurut Prince, kita sedang bekerja di bawah penghukuman diri. Ia berkata, “Akar yg terdalam adalah penghukuman” (hlm 131).  “Banyak orang percaya sedang menderita sakit karena rasa bersalah. Ada atau tidak ada dasar yg nyata dari rasa bersalah dan penghukuman, namun keduanya bersifat destruktif. Injil sangat berkuasa. Injil adalah berita baik dari anugerah Allah dan pengampunan yg membebaskan orang percaya dari setiap perasaan kotor atau penghukuman dan memberi kekuatan untuk bebas dari lingkaran yg kejam dari penghukuman dan dosa” (hlm 290).

 

Tanggapan:

Rasul Paulus menuliskan di dalam 2 Kor 7:8-10, “Meskipun surat saya membuat hatimu menjadi sedih, saya tidak menyesal menulis surat itu. Memang pada waktu saya melihat bahwa surat saya itu menjadikan kalian sedih -- meskipun kesedihanmu itu hanya sementara -- saya agak menyesal juga. Tetapi saya senang sekarang -- bukan karena hatimu menjadi sedih, melainkan karena kesedihanmu itu membuat kelakuanmu berubah. Memang kesedihanmu itu sejalan dengan kehendak Allah. Jadi, kami tidak merugikan kalian.  Sebab kesedihan seperti itu menghasilkan perubahan hati yg mendatangkan keselamatan. Dan orang tidak akan menyesal atas hal itu. Sebaliknya, kesedihan yang hanya sejalan dengan kehendak manusia menghasilkan kematian (BIS).

Prince menuliskan:

Bagi orang-orang percaya, pada saat kita terima Yesus, semua dosa kita diampuni. Kita tidak perlu hidup dari pengakuan dosa ke pengakuan dosa, tetapi dari iman kepada iman di dalam Yesus dan karyaNya telah genap” (hlm 106).

Dengan sangat menekankan pada ‘grace’ (=anugerah_, Prince menyatakan, “Allah tidak lagi marah kepada orang-orang Kristen.”

Pada hlm. 41, “Kita memang melihat Allah marah di PL dan di kitab Wahyu, dimana amarah Allah ditujukan kepada mereka yang menolak Yesus. Namun untuk kalian dan saya, orang-orang percaya di PB, kita bukanlah bagian dari PL dan kita tidak akan dihukum karena kita telah menerima Yesus. Sebagai orang-orang percaya, Allah tidak lagi marah kepada kita karena semua amarahNya terhadap dosa-dosa kita sudah dijatuhkan kepada Yesus di atas salib.”

 

Tanggapan:

Lima dari tujuh jemaat yg disurati Tuhan (Why 2-3) menerima tegoran yg keras. Why 2:4-5 tegoran kepada jemaat Efesus—”Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.”

Tuhan Yesus itu penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh. 1:14).  Kasih karunia dan kebenaran seimbang. Jika hanya salah satu yg ditekankan, maka akan menghasilkan: Injil yg salah.

 

Prince menganggap, bahwa 1 Yoh 1:9 ditulis untuk kaum gnotics, bukan untuk orang-orang Kristen (p. 106).

 

Tanggapan:

1 Yoh. 1:9—”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Perhatikan kata ‘kita’ dlm ayat tsb. Umat Tuhan secara STATUS adalah sebagai ‘umat yang dibenarkan’, tetapi secara kehidupan sesehari masih berdosa, sehingga perlu pengakuan dosa.

Tuhan Yesus sendiri mengajarkan dalam doa ‘Bapa kami’ (cat: sbg pola doa untuk umat Tuhan) untuk memohon pengampunan dosa: “Ampunilah akan segala kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Mat. 6:12).






Para pengkotbah hyper-grace berkata, bahwa Roh Kudus tidak akan pernah menghukum orang-orang Kristen akan dosa mereka.

 

Tanggapan:

Roh Kudus disebut sebagai ‘Roh Kebenaran’ (Yoh. 15:26). Berarti: Roh Kudus akan menegor setiap umat Tuhan yg hidup tidak benar.

 

Menurut hyper-grace:

Kita tidak di bawah Torat; umat yg percaya tidak bertanggung untuk segala dosa mereka. Mereka yg tidak setuju dengan ajaran hyper-grace ini disebut sbg kaum Farisi yg legalis.

 

Tanggapan:

Para guru hyper-grace telah memutar balik angerah Allah menjadi suatu lisensi untuk kehidupan yg immoral. Prince disenangi oleh kelompok gay, sex bebas (karena tak perlu ada pengakuan dosa).

Yudas 1:4a, “Sebab tanpa kita sadari, ada oknum-oknum tertentu yg menyelusup masuk ke tengah-tengah kita. Mereka orang-orang bejat yg memutar-balikkan berita tentang rahmat Allah kita, untuk mendapat kesempatan melampiaskan hawa nafsu mereka.” Bnd. ajaran antinomianisme.

 

Prince berpandangan negatip terhadap Torat. Bagi Prince, Torat diberikan untuk tujuan negatip, yakni agar dunia sadar akan dosa, untuk menyadarkan manusia tentang kebutuhan akan Juruselamat. Tanpa Torat, tidak ada dosa (p. 16).

Kapan saja Anda membaca atau berpikir tentang Torat, maka Anda berpikir tentang hukuman (p 151).

Perkataan-perkataan Yesus yg dikatakan sebelum kebangkitanNya adalah bagian dari PL dan tidak dapat dipakai oleh orang percaya yg sudah dilahir-barukan.

Kutipan dari buku ‘Destined to Reign’— ”They don’t realize that even some of the words which Jesus spoke in the four gospels (Matthew, Mark, Luke, and John) are part of the old covenant. They were spoken before the cross as He had not yet died. The new covenant begins only after the cross, when the Holy Spirit was given on the Day of Pentecost” (p. 92, emphasis in original) (=mereka tidak menyadari, bahkan sebagian dari perkataan yang Yesus ucapkan di dalam keempat Injil—Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, adalah bagian dari Perjanjian Lama. Perkataan tsb diucapkan sebelum salib, seperti pada masa sebelum Yesus mati. Perjanjian Baru barulah dimulai setelah salib, ketika Roh Kudus turun pada hari Pentakosta—hlm 92).

 

Tanggapan:

Mat. 5:18, “Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”

Dengan berkata, “Instruksi Yesus yg dikatakan sebelum salib tidaklah mengikat,” mereka bersikap hyper-Paulisme (=mengutamakan ajaran Paulus di atas ajaran Tuhan Yesus). Berarti: mereka menempatkan seorang hamba di atas Tuhan.

Para pengkotbah hyper-grace men-diskon PL dan 10 Perintah Tuhan. Mereka menganggapnya sebagai tidak relevan bagi umat PB. Padahal, Yesus datang untuk menggenapi Torat, bukan untuk meniadakannya (Mat. 5:17).

Torat secara ritual (korban binatang) sudah digenapi oleh Tuhan Yesus; namun Torat secara etika masih berlaku.

 

Menurut Prince:  Kasih karunia adalah pribadi Yesus sendiri, ”Kasih karunia bukan suatu teologi. Itu bukan suatu topik yg dibicarakan. Itu bukan suatu doktrin. Itu adalah suatu Pribadi dan nama-Nya adalah Yesus. Itulah sebabnya Tuhan ingin anda menerima kelimpahan kasih karunia karena mempunyai kelimpahan kasih karunia adalah mempunyai kelimpahan Yesus! (DTR, hal.24).”

 

Tanggapan:

Kasih karunia bukan pribadi Tuhan Yesus, tetapi adalah bagian dari karya Allah. Karya pengorbanan Tuhan Yesus adalah wujud kasih karunia Allah itu. Alkitab tidak pernah mengajarkan untuk menyembah kasih karunia. Allah Tritunggal-lah yg kita harus sembah.   

 

Ajaran Prince tentang Kesembuhan

 

Kesembuhan adalah topik yg besar di dalam Alkitab, dan hal itu bukanlah topik utama dalam buku Prince. Namun dalam bab terakhir bukunya, ia menuliskan “Good Things Happen” (=hal-hal yang baik terjadi, p 287, dst).

Prince menghubungkan kesaksian dari orang-orang yg disembuhkan ketika mereka menerima anugerah dan pengampunan Allah. Prince menuliskan, “Sekali Anda tahu telah diampuni dari dosa-dosa masa lalu, sekarang & yang, kesembuhan dari semua penyakitmu mengikuti” (p 290).

 

Tanggapan:

Memang ada penyakit yg disebut psycho-somatic (=penyakit jasmani yang dikarenakan adanya berbagai pergumulan dalam kejiwaan).

Rasul Paulus, yg sangat diagungkan ajarannya oleh kelompok hyper-grace, mengalami ‘duri dalam daging’ (2 Kor 12:7)—yakni penyakit jasmani.

 

Prince berusaha untuk membantah, bahwa rasul Paulus mengalami sakit. Prince menuliskan, “Paul did not suffer any sickness or disease” (=Paulus tidak menderita suatu penyakit”, p. 71).

 

Tanggapan:

Paulus alami sakit di tubuhnya (Gal. 4:13-14).

Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku.  Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yg adalah pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yg hina  dan yg menjijikkan (=you did not spit at me = kalian tidak buang ludah terhadap aku), tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri.”

Pada masa Paulus hidup, penyakit epilepsi dianggap sebagai gangguan Setan. Jadi, orang-orang yang sehat jasmani bila bertemu dengan orang yang terkena epilepsi, mereka akan membuang ludah untuk menghalau Setan. Apakah rasul Paulus mengalami sakit epilepsi? Mungkin saja.

 

Gal. 6:11, “Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri.” Kemungkinan besar ada masalah pada penglihatan fisik dari rasul Paulus.

 

Buku ‘Destined to Reign’, karangan Prince dipengaruhi oleh kelompok ‘Word of Faith’. Kalimat yg khas dari mereka: “Kalian dipanggil Tuhan untuk sukses, menikmati kekayaan, kesehatan, hidup yg berkemenangan. Adalah bukan keinginan Tuhan untuk kalian hidup dalam kekalahan, kemiskinan dan kegagalan. Dia memanggil kalian untuk menjadi kepala bukan ekor.”

 

Tanggapan:

‘Faith’ (=iman) yg dimaksudkan mereka bukanlah pistis (=kesetiaan kepada kehendak Allah), tetapi sebagai ‘sugesti diri’. Pistis selalu berpusat pada kehendak Allah (=God’s oriented); sedangkan sugesti diri berpusat pada kemauan diri sendiri (=self-oriented).

Perhatikanlah Ibr. 11:32-39, “Dan apakah lagi yg harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, jika aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel dan para nabi, yg karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yg dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yg dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dlm peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing. Ibu-Ibu telah menerima kembali orang-orangnya yg telah mati, sebab dibangkitkan.

Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yg lebih baik. Ada pula yg diejek dan didera, bahkan yg dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi mrk. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua & celah-celah gunung. Dan mereka semua tidak memperoleh apa yg dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yg baik.”

Kata “orang-orang lain” (ay. 35b) menunjuk pada sesama  hamba Tuhan dan umatNya yang mengalami kondisi berbeda dan kontras dibanding dengan mereka yang tertulis di dalam ay. 32-35a.

Jadi, yang terpenting bukanlah kondisi: kaya/miskin, lancar/terhambat, sehat/sakit, dilepaskan/dianiaya yang Tuhan ijinkan untuk dialami oleh umatNya selama di dunia ini. Yang terpenting adalah: apakah Tuhan berkenan akan jalan hidup umatNya, dan apakah mereka tetap setia untuk mengiring dan menaatiNya sampai Tuhan memanggil mereka ke rumahNya yang kekal? Amin.