Cetak
powered by social2s

KUTUK adalah suatu doa/permohonan utk mencelakakan / mencederai org lain.

Jadi, ‘mengutuk’ adalah mengucapkan kata-kata angkara, kutukan; menggunakan kekuatan supranatural untuk mengirimkan suatu malapetaka terhadap seseorang.

Sebagian penulis menerbitkan buku-buku yang berorientasi pada ‘KUTUK’, misalnya buku “Kutuk Yang Belum Dipatahkan” yang ditulis oleh Rebecca Brown dan Daniel Yoder, yang diklaim sebagai ‘best seller’. Perlu diingat, bahwa buku yang ‘best seller’ tidak identik, bahwa buku tsb mutunya baik dan benar. Buku tsb menjadi ‘best seller’ mungkin karena bersifat sensasional atau memenuhi ‘selera pasar’ saja. Penulis yang lain bernama Neil Anderson pernah menulis sbb, “Orang-orang Kristen masih ditaklukkan oleh kutuk-kutuk nenek moyang yang tidak diketahui dan berefek buruk dalam kehidupan mereka.”

Pada umumnya para penulis tsb mendasari ajaran mereka dari Keluaran 20:5-6, “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku; tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.”

Apakah ayat tsb bicara soal kutuk nenek moyang? Bandingkanlah dengan Ulangan 24:16, “Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.”

Apakah kedua ayat di atas berkontradiksi?

Kemudian, Neil Anderson, salah satu pengajar ‘kutuk nenek moyang’ menjelaskan Kel. 20:4-5 sbb, “Roh-roh jahat diteruskan dari generasi ke generasi dan roh-roh jahat tsb mempunyai dasar untuk menganggu kehidupan orang-orang Kristen karena dosa-dosa generasi. Untuk menyingkirkan benteng-benteng roh jahat dari kehidupan orang Kristen, maka mereka harus mengucapkan kalimat doa tertentu untuk menghancurkan kuasa tsb, dan membutuhkan konselor-konselor untuk hal ini. Kalimat doanya adalah, “Aku membatalkan semua pekerjaan roh jahat yg diwariskan dari nenek moyangku ….”           

Tanggapan:

Ucapan doa tsb nampaknya sangat saleh; cuma, terdapat masalah yang sangat jelas. Kel. 20:4-5—tidaklah bicara soal Setan dan roh-roh jahat; tetapi  bicara soal Allah sendiri yang akan menghukum umatNya yg melanggar perjanjianNya. Perhatikanlah anak kalimat berikut ini, “… sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan….” (ay. 5)

Di dalam Kolose 2:14-15—Tuhan SUDAH melucuti kuasa Setan dan roh-roh jahat pada 2000 th yll di atas salib Golgota. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus mendapat bagian dari kemenangan Tuhan Yesus tsb. Namun, setiap umat Tuhan perlu  terus-menerus diperbaharui: AKAL BUDI-nya (Roma 12:2), dan MEKANISME TUBUH-nya yang sudah dipengaruhi oleh natur dosa perlu didisiplin dan dilatih untuk taat kepada kehendakNya (Roma 7:24; 1 Kor. 9:27).

John Calvin, tokoh Reformasi Gereja pada abad ke-16, mengomentari Keluaran 20:5-6, “Ketika Allah menyatakan, bahwa Ia akan menimpakan pelanggaran orang tua kepada keturunan mereka, itu tidak berarti bahwa Allah akan membalas dendam kepada mahluk hina yang tidak pantas untuk menanggungnya; tetapi Allah menghukum kejahatan nenek moyang kepada keturunannya, karena keturunan tsb juga mengikuti kejahatan nenek moyang mereka—sehingga membuat keturunan itupun pantas menerima hukuman dari Allah.”

Ahli Perjanjian Lama, Walter Kaiser, menambahkan penjelasan tentang ayat di atas, “Keturunan yg mengulangi dosa-dosa nenek moyang mereka membuktikan diri mereka juga membenci Allah.” Kaiser menjelaskan kata “mereka yg membenci Aku” (Kel. 20:5) dikenakan kepada semua keturunan yang meniru dosa nenek moyang mereka. Keturunan tsb menunjukkan kebencian mereka kepada Allah dengan cara terus melakukan perjinahan rohani dan melanggar perjanjian dengan Allah yang adil.

Penekanan Kel. 20:5-6 adalah pada kasih setia Tuhan dan bukan pada hukumanNya. Penafsiran ini didasarkan pada perbandingan kata-kata dalam kedua ayat tsb, yakni: ‘sampai keturunan ketiga dan keempat’ dengan ‘beribu-ribu orang’. Berapa banyakkah orang yang dilahirkan sampai keturunan ketiga dan keempat? Paling banyak sekitar 150-200 orang bukan? Tetapi Tuhan menunjukkan kasih setiaNya kepada beribu-ribu orang. Jadi penekanan kedua ayat ini adalah pada kasih setia Tuhan, bukan pada hukumanNya.

Bnd. Kel. 34:6-7 dan Ul. 5:9-10. Ayat ini sangat berkesan dalam pikiran masyarakat Yahudi, bahkan nabi Yunus ingat ayat ini ketika ia, dlm kebencian, menantikan hukuman Tuhan kepada raja dan bangsa Assyria yang haus darah itu.

Sang nabi mengutipnya, “sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya” (Yun. 4:2b).

Allah lebih senang menyatakan kemurahanNya, dan bukan murkaNya. Kesetiaan Tuhan melampaui kegagalan manusia (bnd Mz.89:31-35; 2 Tim 2:13).

Bacalah Ul. 7:9-10. “Tetapi terhadap diri setiap orang dari mereka yang membenci Dia, Ia melakukan pembalasan dengan membinasakan orang itu. Ia tidak bertangguh terhadap orang yang membenci Dia. Ia langsung mengadakan pembalasan terhadap orang itu” (ay. 10).

Lihat Yehez 18:1-21 memberi penjelasan yang lengkap. Konteks ayat ini adalah bangsa Israel yang sedang mengalami penawanan karena nenek moyang mereka menyembah berhala. Lalu sebagian orang yang lahir dalam masa penawanan tsb bertanya, “Mengapa kami harus menanggung dosa nenek moyang kami?”

Tuhan menjawab pertanyaan mereka. “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati” (Yeh. 18:20-21). Sisanya, silahkan membaca semua ayat tsb.

Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus menerima berkat bersama dengan Abraham. Tuhan Yesus, yang telah disalibkan, telah mengangkat semua kutuk (Gal. 3:8-9, 13-14). “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib! Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu” (Gal. 3:13-14).

Siapakah Yang Memberi Kutukan?

Jika para pengajar ‘kutuk nenek moyang’ itu ditanya, “Siapakah yg memberi kutukan itu?” Sebagian dari mereka mungkin bingung menjawabnya, tetapi sebagian lagi berkata, “Nenek moyang atau orang tua yg melakukannya.”
Alkitab tidak pernah mengatakan demikian. Juga, kitab suci tidak menuliskan, bahwa Setan yg melakukannya, walaupun Setan selalu melakukan kejahatan thd manusia.

Jawaban yg benar adalah: Allah yg memberi kutukan tsb. Setelah Adam & Hawa jatuh ke dlm dosa, Allah mengutuk tanah, “... maka terkutuklah tanah karena engkau; dg bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu” (Kej. 3:17).
Allah pernah mengutuk Kain yg telah mem-bunuh adik kandungnya sendiri (Kej. 4:11). Engkau terkutuk shg tak bisa lagi mengusahakan tanah. Tanah itu telah menyerap darah adikmu, seolah-2 dibukanya mulutnya utk menerima darah adikmu itu ketika engkau membunuhnya (BIS).

Tentang Abraham, Allah berkata, “Aku akan memberkati orang-2 yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat" (Kej. 12:3).
Di dalam Ulangan 28, Tuhan menjelaskan berkat bagi umatNya yg mau menaati firman-Nya, namun di lain pihak berbagai kutuk yg akan Dia berikan kpd mrk jika tidak taat.

Ul. 28:2, Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:
Ul. 28:15, Tetapi jika engkau tdk mendengar-kan suara TUHAN, Allahmu & tidak melakukan dgn setia segala perintah & ketetapan-Nya, yg kusampaikan kepadamu pd hari ini, maka segala kutuk ini akan dtg kepadamu & mencapai engkau.
UmatNya mengalami kutuk dari Tuhan karena tidak mengembalikan persepuluhan mereka kepadaNya (Mal. 3:8-9).
Mal. 3:8-9, Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!

Jika Allah yg mengutuk, apakah ada kuasa lain yang bisa mematahkannya? Tidak ada! Hanya Allah sendiri yg bisa melakukannya, jika umatNya bertobat. Hal tsb jelas terjadi pada diri raja dan rakyat Nineweh, yg tidak jadi dihukum Tuhan karena mereka bertobat (Yun. 3:10).
Satu contoh yg sangat indah adalah pembatalan kutuk thd Rut yg berasal dari suku Moab. Suku Moab & Amon adalah hasil perjinahan Lot dg kedua anak perempuannya (Kej. 19:30-38). Karena hal tsb, maka Tuhan melarang mereka utk masuk ke jemaah Tuhan (Ul. 23:3-4).

Orang Amon & Moab serta keturunan mrk sampai yg ke-10 tak boleh menjadi warga umat TUHAN, karena mrk tak mau memberi kamu makanan & air ketika kamu dlm perjalanan keluar dari Mesir. Bahkan mereka mengupah Bileam, anak Beor dari kota Petor di Mesopotamia, untuk mengutuk kamu. Namun, kutukan tsb dipatahkan ketika Rut berkata dengan iman di hadapan Naomi, mertuanya, “bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku” (Ruth 1:16).
Kemudian Rut menjadi nenek-moyang dari raja Daud, dan namanya termasuk dalam daftar silsilah Yesus (Rut 4:17; Mat. 1:5).
Dukun Bileam dibayar oleh raja Balak untuk mengutuki bangsa Israel.
Namun ia tidak mampu melakukannya, itu tertulis di dalam Bil. 23:8,
“Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN?”
Menjadi umat Tuhan di dlm Kristus adalah menjadi kelompok org yg diberkati & dilepas-kan dari kutukan yg sudah ditanggung oleh Yesus di atas salib (Gal. 3:13).

Hubungan nenek moyang dengan kita:

  1. Bakat dan sifat tertentu diturunkan.
  2. Penyakit tertentu diturunkan (mis.: trachom, jantung, lemah syaraf, asma, darah tinggi, dll). Hal ini bersifat genetis dan bukan magis.
  3. Ketrampilan, cara hidup, kebiasaan, falsafah hidup yang diajarkan (cat.: perlu dievaluasi berdasarkan prinsip firman Tuhan).
  4. Pujian dan celaan mereka terhadap anak-anak dan cucu pada masa kecil juga membentuk citra diri generasi muda itu. Ingatlah, 85% pembentukan kepribadian terjadi pada usia 0-7 th. Ini bukanlah ‘kutuk nenek moyang’. 

Berikut ini adalah sedikit ulasan tentang buku “Kutuk Yang Belum Dipatahkan” yang ditulis oleh Rebecca Brown, MD. Nama penulis ini sebelumnya adalah Ruth Irene Bailey. Ia dilahirkan di Shelbyville, Ind., dari pasangan Ebner dan Lois Bailey pada tg 21 Mei 1948. Namun, suatu lembaga psychiatrist yang terpercaya di USA mendiagnosa Rebecca, bahwa ia mengalami kekacauan kepribadian yang akut, termasuk mengalami delusi roh-roh jahat dan schizophrenia (kepribadian yang terpecah) paranoid (rasa curiga atau takut yang berlebihan). Mereka mengobservasi, bahwa Rebecca telah menginjeksi dirinya dengan cairan-cairan yang tidak diketahui.

Pada th 1984, lembaga medis menemukan fakta dari negara bagian Indiana tentang orang yang bernama Elaine (mantan imam gereja Setan yang disebut dalam beberapa buku Rebecca) adalah Edna Elaine Moses (aka Elaine Moses, aka Elaine Bailey) adalah salah seorang dari pasien Rebecca. Elaine telah mendakwa Rebecca karena telah salah mendiagonosanya dengan penyakit leukemia dan telah memberikan dosis telah banyak dari obat Demerol dan Phenobarbital. Akibatnya, Elaine harus diopname untuk mengobati keracunan tsb (bnd. info dari Wikipedia, internet tentang “Rebecca Brown, MD”). 

Ada banyak hal yang perlu dikritisi dari buku Rebecca Brown. Namun, karena keterbatasan waktu dan tempat, maka kita akan melihat beberapa hal saja, misalnya: dari hlm. 23-24. Rebecca menghubungkan masalah perceraian, hubungan (sex) sedarah, kemiskinan, kemarahan yang tidak terkendali, kekafiran dengan kutuk nenek moyang.  Padahal kelakuan tsb sangat berkaitan kebiasaan yang dipelajari oleh setiap orang di dalam kehidupan sehari-hari dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Janganlah mencari ‘kambing hitam’ dari ‘kutuk nenek moyang’, tetapi evaluasilah diri sendiri.

Pada hlm. 33, Elisabet membahas tentang ‘kutuk kanker’. Mengapa terjadi penyakit kanker? Perlu dibahas tentang pola makan dan pola hidup orang jaman sekarang.

Rebecca Brown ‘memutlakkan’ minyak urapan (bnd. hlm 129-130 dan banyak halaman lainnya). Jika kita mempelajari PL, minyak urapan dipakai untuk mengurapi orang-orang yang dilantik menjadi raja dan imam bagi bangsa Israel (Kel. 29:7; 1 Sam. 16:1), Kemah Suci dan semua perlengkapannya (Kel. 40:9). Orang awam  DILARANG dan diperingatkan keras untuk tidak menerima minyak urapan (Kel.30:30-33).

Minyak urapan dalam PL adalah lambang urapan Roh Kudus. Oleh karenanya, minyak urapan tidak dibutuhkan lagi setelah Pentakosta (Kis. 2).

Kitab Yakobus 5:13-16 menyebutkan pemakaian MINYAK (bukan minyak urapan) untuk mendoakan orang sakit. Maksud ayat ini adalah:

  1. Minyak disini—mewakili obat-obatan  (bnd. Luk. 10:34).
  2. Yang terpenting adalah doa dengan iman (pistos=setia kpd janji Allah).
  3. Pengampunan dosa pasti terjadi—jika orang yang sakit tsb beriman kepada Tuhan Yesus.
  4. Doa bagi orang sakit dengan memakai minyak hanya disebutkan dalam Yakobus 5 ini, tidak ada di dalam bagian yang lain.
     

Mengapa ‘minyak urapan’ (istilah yang digunakan oleh sebagian kelompok orang) diklaim manjur bagi sebagian orang? Jawab: inilah cara Iblis untuk membuat benda tsb menjadi berhala bagi sebagian orang.

Halaman 58-59 membahas tentang ‘lepas sepatu’ ketika masuk di “Dome of the Rock” (mesjid Islam di Yerusalem). Rebecca menganggap ‘lepas sepatu’ itu sebagai bentuk penghormatan kepada ‘ilah lain’.

Tanggapan: penilaian Rebecca tsb berlebihan. Sikap ‘melepas sepatu’ tsb harus dilihat dari sikap kesopanan terhadap kelompok lain. Janganlah bersikap fanatisme buta.

Halaman 77—Rebecca sangat takut dengan daerah-daerah tertentu yang dianggapnya sebagai dikuasai oleh Setan. Padahal, sebagai umat Tuhan kita harus percaya bahwa semua bagian bumi ini adalah MILIK TUHAN (Mz. 24:1). Di dalam hati umat Tuhan, sudah dikaruniakan Roh Kudus yang lebih besar daripada roh-roh di dalam dunia ini (! Yoh. 4:4). Roh jahat tsb harus diusir di dalam nama Tuhan Yesus.

Tentang makanan persembahan berhala (hlm 120) sudah dibahas oleh rasul Paulus di dalam 1 Kor. 8:1-13.

Kesimpulan: buku ini tidaklah membangun iman umat Tuhan; sebaliknya malah membuat umat Tuhan menjadi bingung dan dipenuhi oleh ketakutan. Umat Tuhan tidak diajar untuk mengevaluasi diri, tetapi mencari ‘kambing hitam’ dari ‘kutuk nenek moyang’.