powered by social2s

1 Taw. 2:55; 4:9-10; Mat. 6:9-13

Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: "Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan." Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu
(1 Taw. 4:9-10).

Nama ‘Jabez’ (Ibr.) berarti: pain (kesakitan). Ibunya berkata, "Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan“ (1 Taw 4:9). Yabes: keturunan suku Yehuda (1 Taw. 4:1). ‘Yabes’ juga adalah nama dari suatu tempat yg didiami oleh beberapa keluarga dari ahli kitab, keturunan keluarga Keni (1 Taw. 2:55).

Hanya 3 ayat yang menyebutkan nama Yabes (1 Taw 2:55; 4:9-10), sehingga kita tidak tahu banyak tentang biographi kehidupannya. Yabes ditolong Tuhan pada saat ia dilahirkan; tidak diketahui nama ayahnya; dan sesuai dengan kondisi serta pimpinan Tuhan secara pribadi, ia dikaruniai berkat yang cocok baginya dari Tuhan.
Yabes adalah keturunan suku Yehuda (suku yg menurunkan Mesias, Kej. 49:10). Dilahirkan dalam suku Yehuda berarti ia menerima berkat kerajaan, kecuali jika orang itu tidak diketahui ayahnya.

Tidak diketahui nama ayah dari Yabes. Sebagai perbandingan, di dalam silsilah yang ditulis di 1 Tawarikh 4 selalu disebutkan nama ayah dan anak prianya, tetapi Yabes tidak disebutkan nama ayahnya. Mengapa? Kemungkinan, Yabes hidup pada jaman Hakim-Hakim, yang dikenal sebagai jaman kekacauan. Mungkin ayah Yabes terbunuh atau ibunya diperkosa.

Namun, Yabes memberi teladan hidup yang baik. Sementara ada beberapa orang keturunan Yehuda yang mengorbankan berkat nenek moyang mereka karena kejahatan mereka sendiri, mis: Er (1 Taw. 2:3) dan Achar (1 Taw. 2:7); namun, Yabes beriman dan berdoa kepada Allah Israel. Ia mewarisi tanah karena imannya; sehingga ada tempat yang memakai namanya ( ‘Yabes’, 1 Taw. 2:55).

Dalam kondisi apa adanya, Yabes berdoa kepada Tuhan (1 Taw. 4:10), “Tetapi Yabes berdoa kepada Allah yang disembah oleh orang Israel, katanya, ‘Ya Allah, berkatilah aku, dan perluaslah kiranya wilayahku. Lindungilah aku dan jauhkanlah malapetaka supaya aku tidak menderita.’ Dan Allah mengabulkan permintaannya.”

Doa Yabes yang pendek ini tidak boleh dijadikan sebagai ‘mantra’ bagi umat Tuhan lainnya. Mengapa?

  1. Doa Kristen tidak boleh menjadi mantra. “But when ye pray, use not vain repetitions (pengulangan yang sia-sia), as the heathen do: for they think that they shall be heard for their much speaking (banyak bicara)”--Mat. 6:7.
  2. Doa pendek Yabes ini bukanlah contoh kerangka doa yang baik dan lengkap.
  3. Pengalaman hidup seseorang tidak bisa menjadi standard bagi orang lain.

Pada tahun 2000 dicetak satu buku tipis (92 halaman), best selling, yang berjudul The Prayer of Jabez: Breaking Through to the Blessed Life, ditulis oleh Bruce Wilkinson, pendiri dan presiden dari Walk Thru the Bible Ministries di Atlanta. Sudah jutaan copies terjual. Namun, perlu diketahui: buku yang Best selling tidak identik dengan bermutu baik dan benar isinya, tetapi karena isinya cocok dengan selera pasar.

Promosi penerbit di cover belakang buku dan kata pengantar penulis: “Apakah kalian ingin diberkati secara luar biasa oleh Tuhan? Apakah kalian siap untuk mencapai hal yang luar biasa; untuk meminta Allah akan berkat-berkat limpah yang Ia rindu berikan kepada kalian? Mari bergabung dengan Bruce Wilkinson untuk menemukan bagaimana doa yang luar biasa dari seorang pahlawan Alkitab yang tidak banyak dikenal, namun dapat melepaskan kebaikan hati Allah, kuasa dan perlindunganNya. Kalian akan lihat, bagaimana suatu doa sehari-hari dapat menolong kalian untuk meninggalkan hal yang lalu dan menerobos kepada kehidupan yang diperuntukkan untuk hidup kalian.”

Berikut ini adalah Kata Pengantar dari penulis: “Saya akan mengajar kalian bagaimana berdoa yang memberanikan diri dan yang selalu dijawab oleh Allah. Doanya pendek—hanya 1 kalimat dengan 4 bagian dan disisipkan dalam Alkitab, namun saya percaya doa itu berisi kunci untuk mendapatkan karunia yang luar biasa dari Allah. Doa ini telah secara radikal mengubah apa yang saya nantikan dari Allah dan apa yang saya alami setiap hari oleh kuasaNya. Pada faktanya, ribuan orang-orang percaya yang menerapkan kebenaran-kebenarannya sedang alami mukjizat.”

Dalam halaman 7, Wilkinson menuliskan, "I want to teach you how to pray a daring prayer that God always answers" (=Saya mau mengajar kalian tentang bagaimana berdoa, suatu doa yang berani, yang Allah selalu jawab).
Wilkinson menganjurkan untuk berdoa dengan doa Yabes secara kata demi kata, selama 1 bulan untuk melihat kuasa Allah dinyatakan dakan hidup kita.

Tanggapan:
Hati-hati, jangan jadikan doa sebagai mantera!

Bagi Wilkinson, doa Yabes telah menjadi rahasia untuk meraih sukses di dalam setiap usaha yang keras.

Tanggapan:
Bukan perubahan karakter hidup yang ditekankan, tetapi kata-kata dalam doa Yabes secara hurufiah yang ditekankan. Allah dianggap seperti seorang kepala pelayan yang mengurus makanan dan merespon secara mekanis ketika kata-kata tertentu disampaikan.

Wilkinson menegaskan, bahwa formula yang ditemukannya, jika diikuti dengan rajin, mengikuti instruksinya, maka dijamin akan menjadi doa yang sukses. Wilkinson menuliskan, “Aku menantang kalian untuk membuat doa Yabes menjadi bagian yang memberkati kehidupan sesehari kalian. Untuk melakukannya, saya mendorong kalian mengikuti rencana yang diuraikan di sini selama 30 hari ke depan. Pada akhir dari waktu yang ditetapkan, kalian akan melihat perubahan yang berarti dalam kehidupan kalian, dan doa tsb akan menjadi kebiasaan seumur hidup” (p. 86).

Di sepanjang bukunya, Wilkinson membicarakan kehidupan Kristen, yang berkaitan dengan: berkat-berkat yang tidak diminta, seperti uang yang disimpan di account Bank yang terlupakan, sambil menantikan uang tsb dikumpulkan oleh seseorang yang cukup berani melangkah dan memintanya.

Tanggapan:
1 Kor. 2:9 tertulis, Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yg tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yg tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yg disediakan Allah utk mrk yg mengasihi Dia“– ada hal-hal surprising bagi orang-orang yang taat kepada Tuhan.

Bagi Wilkinson, hal utama di dalam doa tidaklah berfokus pada karakter dan kehendak Allah, namun pada karakter manusia, metode doa dan keinginan manusia yang berdoa, dimana Allah diwajibkan untuk meluluskannya, seperti doa Yabes yang dipanjatkan kepada Allah.
Doa, menurut tafsiran Wilkinson, bukanlah berpusat pada Allah dan didasarkan pada kebaikan Tuhan Yesus, tetapi berpusat pada manusia dan didasarkan pada keinginan manusia dengan memakai formula tertentu di dalam mendekati Allah.

Tanggapan:
Hati-hati, doa seperti ini bersifat anthropocentris (berpusat pada manusia) dan memaksa Allah.
Dalam pendekatan doa seperti ini, seseorang menjadikan Allah sebagai ‘pembantu’-nya. Allah dipojokkan, sehingga Dia harus menjawab doa-doa sesuai dengan keinginan manusia. Allah ditaruh di satu posisi, sehingga Ia tidak dapat berkata ‘tidak’ terhadap pengulangan-pengulangan yang tak terhitung dari doa Yabes ini (bnd. Mat. 6:7). Allah dipaksa dan dimanipulir untuk meluluskan doa-doa kita.

Jadi, jika seseorang gagal melihat pelepasan kuasa Allah dan tidak menerima mukjizat-mukjizat dengan cara menggunakan doa Yabes, maka pastilah rohani orang tsb sedang tidak baik.

Tanggapan:
Bagaimana dengan orang-orang yang sedang alami hal-hal yang menyedihkan, mis.: kematian anak, sedang terkena penyakit yang berat dan sedang alami PHK?

Sebagian orang, yang tidak menerima jawaban doanya sesuai dengan yang diharapkannya dari pengucapan doa Yabes, akan kecewa terhadap Tuhan. Padahal, Tuhan yang maha bijak dan baik, selalu tahu apa yang terbaik bagi seseorg. Lihatlah Yak. 1:17, “Setiap pemberian yang baik dan hadiah yang sempurna datangnya dari surga, diturunkan oleh Allah, Pencipta segala terang di langit. Ialah Allah yang tidak berubah, dan tidak pula menyebabkan kegelapan apapun” (BIS). Jadi, Allah tidak selalu berkata ‘yes’ terhadap semua permintaan seseorang.

Perbandingan doa Yabes & doa ‘Bapa Kami’

  1. Tuhan mengajar umatNya agar tidak menjadikan doa sbg ‘mantera’.
    Mat. 6:7, “But when ye pray, use not vain repetitions, as the heathen do: for they think that they shall be heard for their much speaking.”
  2. Doa ‘Bapa kami’ perlu dipahami susunan dan komponennya:
    1. Doa ini dimulai dengan pernyataan, bahwa umat Tuhan tidaklah sendirian, tetapi sebagai suatu komunitas: “Bapa KAMI”.
    2. Komunitas murid Tuhan itu memanggil sang Pencipta sebagai Bapa yang di Sorga (bukan ayah duniawi yang bisa gagal). Nama (Pribadi) Bapa harus dikuduskan, tidak disalah-gunakan.
    3. Doa yg menyatakan kerinduan akan kedatangan Kerajaan Allah secara jasmani dan sempurna: “Datanglah KerajaanMu”.
    4. Doa yg mengutamakan pelaksanaan kehendak Allah dlm kehidupan sesehari: “datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga” (Mat. 6:10).
    5. Doa yang memohon ‘makanan yang SECUKUPNYA’, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (Mat. 6:11).
    6. Doa yang memohon ampunan dari Tuhan, karena umatNya telah belajar mengampuni sesama manusia, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Mat. 6:12).
    7. Doa yang memohon Tuhan melindungi umatNya dari pencobaan, “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat” (Mat. 6:13a).
    8. Doa yg diakhiri dengan pujian kepada Tuhan: “Karena Engkaulah yg empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin” (Mat. 6:13b).

Pandangan Charles Haddon Spurgeon Terhadap ‘Doa Yabes’

C.H. Spurgeon berkotbah secara teratur (sering 10x setiap minggu), dengan lebih dari 6.000 lebih anggota jemaat yang hadir. Pernah ia sekaligus berkotbah kepada 23.654 orang, tanpa microphone.

Spurgeon mengembangkan suatu gereja di New Park Street Church dari jumlah sebanyak 232 org pada tahun 1854 menjadi 5.311 pada tahun 1892. Kemudian, gerejanya menjadi gereja Independent terbesar di dunia. Perdana Menteri, beberapa presiden, dan orang-orang terkemuka lainnya datang untuk mendengar kotbah Spurgeon.

Kumpulan kotbah Spurgeon sama dengan 27 volume dari Encyclopedia Britannica, edisi 9. Beberapa buku dan koleksinya telah terjual lebih dari 1 juta copy, dan kotbah-kotbahnya masih dibaca oleh banyak orang sampai saat ini.

Namun di sepanjang kehidupan Spurgeon, ia mengalami berbagai penderitaan depresi. Ia mengalami encok, pembengkakan ginjal dan penyakit-penyakit lainnya yang membuatnya tidak mampu dan tersiksa selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Menurut Spurgeon, “Kita harus menabur dengan air mata, sebelum menuai dengan sukacita .... Kalian boleh menantikan berkat di dalam melayaniNya jika kalian dimampukan untuk bertekun di dalam keputus-asaan.” Berfokus pada apa yang dilakukan dalam pembentukan karakter Kristen dan pada keintiman dengan Allah di dalam Kristus, Spurgeon menyambut penderitaan.

Spurgeon menafsirkan kata ‘berkat’ di dalam doa Yabes dengan cara yang berbeda, sambil mengenang masa lalu hidupnya: “Saya seringkali melihat ke belakang dengan ucapan syukur untuk kamar di tempat mana saya dirawat. Saya tidak pernah bertumbuh dalam anugerah Tuhan selain ketika berada di ranjang saat merasa kesakitan.”

Berdasarkan pengalamannya sendiri dalam bertumbuh melalui penderitaan, Spurgeon meneguhkan, bahwa kesakitan dapat membawa seseorang kepada kemungkinan berkat yang terbesar, yakni persekutuan yang kekal bersama Kristus yang mengasihi. Bukan berarti, bahwa kita berdoa untuk meminta penyakit, sebab tidak semua orang butuh disiplin seperti ini; namun, ‘pisau yg membersihkan’ diperlukan untuk pertumbuhan iman.

Kesimpulan:

  1. Doa Yabes adalah salah satu doa yang pernah diucapkan oleh seorang umat Tuhan di dalam Perjanjian Lama.
  2. Dengan segala latar belakang kehidupan Yabes dan rencana Allah yang unik di dalam hidupnya, Tuhan mengabulkan doa Yabes.
  3. Apakah dengan mengucapkan doa yang sama seperti doa Yabes, doa orang lain juga akan dikabulkan oleh Tuhan?
    Belum tentu! Karena pimpinan dan rencana Tuhan bagi setiap orang berbeda-beda.
  4. "Ya Allah, berkatilah aku” (BIS). Masalah berkat, apakah hanya berarti: kelimpahan harta? Tidak selalu begitu. Orang dunia mengenal ungkapan “blessing in disguise” (berkat di dalam penyamaran / berkat di balik musibah).
  5. “dan perluaslah kiranya wilayahku” (BIS).
    Apakah hal ini berkat atau kesulitan? Belum tentu berkat.
  6. “dan kiranya tangan-Mu menyertai aku.” Tuhan Yesus, Sang Immanuel (=Allah menyertai kita) malah tidak dapat rumah untuk dilahirkan dan kemudian Ia malah dikejar-kejar oleh Herodes untuk dibunuh.
  7. “Lindungilah aku dan jauhkanlah malapetaka supaya aku tidak menderita” (BIS).
    Di lain pihak, sebagian umat Tuhan yang setia, malah mengalami malapetaka dalam hidup mereka (Ibr. 11:35b-38), “Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.
  8. Doa Yabes ini membawa seseorang berkhayal untuk hidup nyaman, tanpa masalah. Ini bertentangan dengan kehidupan Tuhan Yesus yang digambarkan sebagai, “seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan” (Yes. 53:3).
  9. Secara manusia, Tuhan Yesus dibentuk menjadi sempurna melalui penderitaan. “So God did the right thing when He made Jesus perfect by suffering” (=Allah berbuat hal yg benar ketika Ia menjadikan Yesus sempurna melalui penderitaan, Ibr. 2:10).
  10. Perlu diingat Luk. 12:48b, “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, daripadanya akan banyak dituntut dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, daripadanya akan lebih banyak lagi dituntut.“